Kenapa iPhone SE 3 Kurang Diminati ?
Kenapa iPhone SE 3 Kurang Diminati: Antara Nostalgia dan Kenyataan Zaman Sekarang. Waktu Apple merilis iPhone SE 3 (2022), banyak orang sempat excited. Katanya ini bakal jadi “iPhone murah dengan performa flagship.”
SNK17
10/28/20256 min read


Kenapa iPhone SE 3 Kurang Diminati: Antara Nostalgia dan Kenyataan Zaman Sekarang
Waktu Apple merilis iPhone SE 3 (2022), banyak orang sempat excited. Katanya ini bakal jadi “iPhone murah dengan performa flagship.”
Chipset-nya pakai A15 Bionic, sama persis kayak iPhone 13!
Tapi setelah rilis, hype-nya langsung turun drastis. Penjualan gak seramai prediksi, dan bahkan banyak pengguna bilang: “Kayaknya gak worth it deh.”
Lalu muncul pertanyaan besar: kenapa iPhone SE 3 kurang diminati?
Padahal di atas kertas, performanya buas banget untuk harga yang (katanya) “terjangkau.”
Nah, di artikel ini kita bakal bahas dari semua sisi mulai dari desain, fitur, psikologi pasar, sampai tren pengguna iPhone modern. Dan di akhir, kita bahas sedikit soal solusi terbaik kalau kamu udah terlanjur punya SE 3 tapi pengen bikin performanya lebih maksimal termasuk servis di tempat tepercaya kayak iJOE Apple Service Surabaya.
Konsep “Murah” yang Kurang Kena di Zaman Sekarang
Apple selalu punya pasar eksklusif. Jadi ketika mereka ngomong “murah”, itu bukan berarti “murah banget”.
Waktu iPhone SE 3 rilis, harganya sekitar $429 (sekitar Rp7 jutaan).
Di atas kertas, itu memang lebih rendah dari iPhone 13. Tapi di pasar global, dengan selisih sedikit, orang bisa dapat iPhone 12 bekas dengan desain lebih modern dan layar lebih besar.
Artinya, Apple mencoba menarik pengguna baru lewat harga, tapi pasar justru membandingkan dari sisi value for money. Dan di titik itu, SE 3 kalah pamor.
Banyak yang bilang, “Kalau bisa dapet iPhone 12 bekas atau iPhone 11 second yang lebih keren, ngapain ambil SE?”
Desain Kuno di Era Layar Penuh
Salah satu alasan paling besar kenapa SE 3 kurang diminati adalah desainnya yang terlalu klasik.
Apple memang mempertahankan bentuk lawas ala iPhone 8:
Layar 4,7 inci dengan bezel tebal.
Tombol Home fisik dengan Touch ID.
Body yang mirip banget sama desain tahun 2017.
Buat sebagian pengguna lama, ini mungkin nostalgic banget. Tapi buat mayoritas pengguna baru, terlalu jadul.
Apalagi di zaman sekarang, semua smartphone bahkan kelas menengah udah pakai layar penuh edge-to-edge.
Ketika iPhone SE 3 muncul dengan “jidat dan dagu” tebal, banyak orang langsung ngerasa outdated.Kalimat yang sering muncul di forum? “Kok kayak iPhone 8 reborn, ya?”
Layar Kecil, Baterai Kecil, Pengalaman Juga Kecil
Layar 4,7 inci memang nyaman digenggam satu tangan, tapi di era konsumsi konten digital kayak sekarang, itu dianggap too small.
Orang sekarang lebih suka nonton video, main game, atau multitasking, semua butuh ruang layar lebih luas.
Selain itu, baterai iPhone SE 3 cuma 2018 mAh, sangat kecil dibanding iPhone 13 yang di atas 3200 mAh.
Meskipun efisiensi chip A15-nya bagus, tetap aja screen-on time-nya kalah jauh.
Banyak review menyebut: “Baterainya kuat cuma setengah hari aja kalau dipakai aktif.” Dan ini jadi deal-breaker buat banyak orang. Karena meskipun performanya gahar, percuma kalau harus ngecas dua kali sehari.
Satu Kamera di Era Multi-Lens
iPhone SE 3 cuma punya satu kamera belakang 12 MP.
Secara kualitas, hasil fotonya masih oke, tajam, natural, khas Apple banget. Tapi di era sekarang, pengguna sudah terbiasa dengan kamera ultra-wide, telephoto, dan mode malam yang lebih fleksibel.
SE 3 gak punya fitur Night Mode, gak ada ultra-wide, dan gak ada cinematic mode kayak iPhone 13.
Jadi buat pengguna yang suka fotografi atau konten kreatif, fiturnya terasa terbatas banget.
Padahal, pasar menengah sekarang justru berlomba-lomba nawarin triple camera bahkan di HP Android harga 3 jutaan.
Alhasil, SE 3 kalah menarik di mata anak muda yang lebih visual-oriented.
Tidak Ada “WOW Factor” Baru
Apple sebenarnya bikin iPhone SE 3 sebagai “upgrade logis” dari SE 2. Tapi buat banyak orang, gak ada yang baru.
Desain sama.
Layar sama.
Kamera sama.
Hanya chip yang lebih cepat.
Padahal, pengguna sekarang pengen sesuatu yang terasa “baru” entah dari desain, warna, atau fitur.
Ketika Apple gak kasih perubahan besar, hasilnya SE 3 terasa kayak “copy-paste dengan jeroan baru.”
Banyak pengguna akhirnya mikir, “Daripada beli SE 3, mending sekalian nabung buat iPhone 12/13 yang beda jauh di pengalaman.”
Strategi Apple yang Kurang Jelas
Biasanya Apple punya strategi produk yang tegas. Tapi iPhone SE 3 kayak terjebak di tengah:
Mau target pengguna baru? Harga masih tergolong tinggi.
Mau target pengguna lama? Mereka udah punya iPhone 8 atau iPhone SE 2.
Jadi, target pasar SE 3 sebenarnya kabur.
Apple berharap menarik pengguna Android, tapi di harga segitu, pengguna Android bisa dapet flagship Android yang layarnya besar, kameranya banyak, dan desainnya modern.
Sementara pengguna iPhone lama gak punya alasan kuat buat upgrade, karena desain dan pengalaman pakainya gak berubah signifikan.
Tidak Ada Daya Tarik Emosional
Apple terkenal jago membangun “emosi” di setiap produknya. Contohnya iPhone X dulu: “the future is here.”
iPhone 13 Pro: “power meets beauty.” Tapi di SE 3? Pesannya terlalu generik: “iPhone powerful dengan harga terjangkau.” Tidak ada nilai emosional, tidak ada pembeda, tidak ada storytelling khas Apple yang menggoda hati. Hasilnya, orang jadi gak punya “koneksi” emosional dengan produk ini. Dan di dunia Apple, itu krusial banget karena fanbase-nya terbentuk dari emosi dan pengalaman, bukan sekadar spesifikasi.
Kunjungi Outlet Spare Part dan Service produk Apple kami di Jl. Raya Menur No.2 C, Airlangga, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60286, Indonesia.
Ingin berkonsultasi masalah produk apple anda? Silahkan hubungi kami di kontak berikut:
Whatsapp:0811-3308-355
Google Bisnis : iJOE Service Apple Surabaya
Instagram : @ijoe.surabaya
TikTok :@ijoe.surabaya
HomePage : iJOE Apple Service
Masalah Kompatibilitas di Masa Depan
Satu hal lagi yang bikin banyak orang mikir ulang adalah masa depan iOS update-nya.
Meskipun sekarang SE 3 masih dapat pembaruan, tapi dengan layar kecil dan desain lama, kemungkinan besar umur dukungan jangka panjangnya bakal lebih pendek dibanding seri yang baru.
Apple memang terkenal rajin kasih update bertahun-tahun, tapi secara hardware, SE 3 lebih cepat terasa “usang” di mata pengguna.
Apalagi kalau nanti aplikasi makin berat, dan kebutuhan grafis makin tinggi, pengguna SE 3 bisa merasa cepat ketinggalan.
Jadi, Siapa yang Cocok Pake iPhone SE 3?
Meskipun kurang diminati secara massal, bukan berarti SE 3 itu buruk.
Justru, iPhone SE 3 cocok banget buat pengguna dengan kebutuhan spesifik:
Orang yang lebih suka ukuran kecil, simpel, dan ringan.
Pengguna Touch ID yang gak betah dengan Face ID.
Mereka yang fokus ke performa, bukan tampilan.
Atau pengguna iPhone lawas (iPhone 6/6s/7) yang pengen upgrade dengan feel yang familiar.
Buat tipe pengguna seperti itu, SE 3 masih sangat solid. Tapi ya, pasar umum sekarang lebih suka “wow factor” dibanding sekadar kecepatan chip.
Solusi buat Pengguna SE 3 yang Udah Terlanjur Punya
Kalau kamu salah satu yang udah beli iPhone SE 3 dan sekarang ngerasa “aduh, kok cepet lowbat, kok gini-gini aja ya?” tenang, gak perlu nyesel.
Karena dengan perawatan dan optimasi yang tepat, iPhone SE 3 masih bisa jadi perangkat yang efisien dan tangguh.
Salah satu langkah yang bisa kamu ambil adalah cek kesehatan baterai dan performa sistemnya secara profesional di tempat service terpercaya kayak iJOE Apple Service Surabaya.
Kenapa Harus di iJOE Apple Service?
iJOE bukan sekadar tempat servis Apple biasa, Bro.
Mereka adalah spesialis perangkat Apple mulai dari iPhone, iPad, MacBook, sampai iMac.
Dan yang bikin banyak pengguna setia ke iJOE adalah karena mereka ngerti banget karakter tiap seri, termasuk iPhone SE 3 yang punya struktur kecil dan rapat banget.
Di iJOE, proses perawatan dilakukan dengan:
Alat presisi standar Apple.
Teknisi spesialis per produk.
Kalibrasi sistem dan baterai setelah penggantian komponen.
Prosedur aman tanpa merusak segel internal.
Kalau iPhone SE 3 kamu bermasalah entah itu baterai drop, Touch ID error, atau performa ngelag, iJOE bisa bantu diagnosa secara akurat, bukan asal tebak.
Dan yang paling keren, mereka selalu edukatif: kamu gak cuma dapat servis, tapi juga dijelasin penyebab, solusi, dan cara biar gak terulang.
iJOE: Pilihan yang Tetap Jadi Andalan Pengguna Apple di Surabaya
Meskipun berbasis di Surabaya, banyak pengguna dari luar kota yang kirim perangkat ke iJOE.
Kenapa? Karena kepercayaannya udah terbukti.
Dari kalangan mahasiswa, profesional, sampai pelaku bisnis yang pakai Apple setiap hari, semua punya satu kalimat yang sama
“Kalau udah ditangan iJOE, udah tenang.”
iJOE selalu pegang prinsip transparansi, keahlian, dan hasil kerja bersih.
Buat mereka, setiap perangkat Apple punya karakter unik, dan harus diperlakukan dengan cara yang tepat bukan asal cepat beres.
iPhone SE 3 Kurang Diminati, Tapi Masih Punya Tempat
iPhone SE 3 memang gak meledak di pasar.
Desainnya kuno, baterainya kecil, dan fiturnya kalah dari seri lain. Tapi bukan berarti produk ini gagal.
Dia cuma salah target dan di era sekarang, pengguna lebih mementingkan pengalaman visual dan modern dibanding sekadar performa.
Namun buat kamu yang masih pakai iPhone SE 3, jangan minder.
Dengan perawatan dan optimasi yang benar, SE 3 bisa tetap jadi iPhone kecil yang efisien dan tahan lama.
Dan kalau kamu butuh perawatan, penggantian baterai, atau optimasi performa iPhone SE 3-mu, jangan bingung, bawa aja ke iJOE Apple Service Surabaya.
Tempat ini udah terbukti jadi rujukan utama pengguna Apple yang pengen hasil rapi, jujur, dan profesional tanpa gimmick.
Karena di akhir hari, bukan soal mahal atau murahnya iPhone, tapi soal siapa yang ngerawat dan ngerti perangkatmu sepenuhnya.
© 2020. iJOE All rights reserved.
